ENDOKARDITIS, MIOKARDITIS, & PERIKARDITIS
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Endokarditis
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme pada endokard atau
katub jantung. Infeksi endokarditid biasanya terjadi pada jantung yang telah
mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya
berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu
Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut
endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja,
tetapi bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan
lain-lain.
Endokarditis
tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami kerusakan,
tetapi juga pada endokar dan katub yang sehat, misalnya penyalahgunaan narkotik
perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada
virulensi mikroorganisme dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir
selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak pernah
ada, karena penderita meninggal terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis.
Endokarditis kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya
tidak khas.
2. Etiologi
Endokarditis
paling banyak disebabkan oleh streptokokus
viridans yaitu mikroorganisme yang hidup dalam saluran napas bagian atas.
Sebelum ditemuklan antibiotik, maka 90 - 95 % endokarditis infeksi disebabkan
oleh strptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans
50 % penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi.
Penyebab lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang menyebabkan
infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob,
jamur, virus, ragi, dan kandida.
3. Faktor-faktor
predisposisi dan faktor pencetus.
Faktor
predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat berupa
penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik,
penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung,
miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditi infeksi sering timbul pada penyakit jantung
rematik dengan fibrilasi dan gagal jantung. Infeksi sering pada katub mitral
dan katub aorta. Penyakit jantung bawaan yang terkena endokarditis adalah
penyakit jantung bawaan tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan tetralogi
fallop. Bila ada kelainan organik pada jantung, maka sebagai faktor
predisposisi endokarditis infeksi adalah akibat pemakaian obat imunosupresif
atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial dialisis, serosis hepatis,
diabetis militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal, lupus
eritematosus, penyakit gout, dan penyalahan narkotik intravena.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi
atau tindakan lain pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan
obstretrik ginekologik dan radang saluran pernapasan.
4. Patofisiologi
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas
selain itu juga melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh
darah dan kulit. Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah
sekali terinfeksi dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan
fibrin. Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan
mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan katub dan
endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub hingga
terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai korda
tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan terjadinya kebocoran
katub.
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas
dari endokard merupakan gambaran yang khas pada endokarditis infeksi. Besarnya
emboli bermacam-macam. Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar,
umumnya menyumbat pembuluh darah yang besar pula. Tromboemboli yang terinfeksi
dapat teranggkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung, anggota
gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di ginjal. akan meyebabkan
infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan menimbulkan rasa
sakit dan nyeri tekan.
5. Gejala-gejala
Sering
penderita tidak mengetahui dengan jelas. Sejak kapan penyakitnya mulai timbul ,
misalnya sesudah cabut gigi, mulai kapan demam, letih-lesu, keringat malam
banyak, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, sakit sendi, sakit dada,
sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada ekstremitas (jari tangan dan
kaki), dan sakit pada kulit.
a. Gejala umum
Demam dapat berlangsung terus-menerus retermiten /
intermiten atau tidak teratur sama sekali. Suhu 38 - 40 C terjadi pada sore dan
malam hari, kadang disertai menggigil dan keringat banyak. Anemia ditemukan
bila infeksi telah berlangsung lama. pada sebagian penderita ditemukan
pembesaran hati dan limpha.
b.
Gejala Emboli
dan Vaskuler
Ptekia timbul pada mukosa tenggorok, muka dan kulit (bagian
dada). umumya sukar dibedakan dengan angioma. Ptekia di kulit akan berubah
menjadi kecoklatan dan kemudian hilang, ada juga yang berlanjut sampai pada
masa penyembuhan. Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan (splinter
hemorrhagic).
c. Gejala Jantung
Tanda-tanda kelainan jantung penting sekali untuk menentukan
adanya kelainan katub atau kelainan bawaan seperti stenosis mitral,
insufficiency aorta, patent ductus arteriosus (PDA), ventricular septal defect
(VCD), sub-aortic stenosis, prolap katub mitral. Sebagian besar endocarditis
didahului oleh penyakit jantung, tanda-tanda yang ditemukan ialah sesak napas,
takikardi, palpasi, sianosis, atau jari tabuh (clubbing of the finger).
Perubahan murmur menolong sekali untuk menegakkan diagnosis, penyakit yang
sudah berjalan menahun, perubahan murmur dapat disebabkan karena anemia . Gagal
jantung terjadi pada stadium akhir endokarditis infeksi, dan lebih sering
terjadi pada insufisiensi aorta dan insufisiensi mitral, jarang pada kelainan
katub pulmonal dan trikuspid serta penyakit jantung bawaan non valvular .
6. Endokarditis
infeksi akut
Infeksi akut lebih sering timbul pada jantung yang normal,
berbeda dengan infeksi sub akut, penyakitnya timbul mendadak, tanda-tanda
infeksi lebih menonjol, panas tinggi dan menggigil, jarang ditemukan pembesaran
limfa, jari tabuh, anemia dan ptekia . Emboli biasanya sering terjadi pada
arteri yang besar sehingga menimbulkan infark atau abses pada organ
bersangkutan. Timbulnya murmur menunjukkan kerusakan katub yang sering terkena
adalah katub trikuspid berupa kebocoran, tampak jelas pada saat inspirasi yang
menunjukkan gagal jantung kanan, vena jugularis meningkat, hati membesar, nyeri
tekan, dan berpulsasi serta udema. Bila infeksi mengenai aorta akan terdengar
murmur diastolik yang panjang dan lemah. Infeksi pada aorta dapat menjalar ke
septum inter ventricular dan menimbulkan abses. Abses pada septum dapat pecah
dan menimbulkan blok AV . Oleh karena itu bila terjadi blok AV penderita panas
tinggi, kemungkinan ruptur katub aorta merupakan komplikasi yang serius yang
menyebabkan gagal jantung progresif. Infeksi katub mitral dapat menjalar ke
otot papilaris dan menyebabkan ruptur hingga terjadi flail katub mitral.
7. Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer,
LED meningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin
positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar
bilirubin sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan
hematuria secara mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari
darah . Biakan harus diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua /
lima hari diambil sebanyak 10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu)
untuk mencari mikroorganisme yang mungkin
berkembang agak lambat. biakkan bakteri harus dalam media yang sesuai.
NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan yang positif uji
resistansi terhadap antibiotik.
8. Echocardiografi
Diperlukan
untuk:
·
melihat vegetasi pada katub aorta terutama
vegetasi yang besar ( > 5 mm)
·
melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau
ventrikel yang progresif
·
mencari penyakit yang menjadi predisposisi
endokarditis ( prolap mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral )
·
penutupan katub mitral yang lebih dini
menunjukkan adanya destrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk
melakukan penggantian katub
9. Diagnosis
Diagnosis endokarditis infeksi dapat ditegakkan dengan
sempurna bila ditemukan kelainan katub, kelainan jantung bawaan, dengan murmur
, fenomena emboli, demam dan pembiakan darah yang positif. Diagnosis dapat
ditegakkan bila memenuhi kriteria diatas.
Endokarditis paska bedah dapat diduga bilamana terjadi
panas, leukositosis dan anemia sesudah operasi kardiovaskuler atau operasi
pemasangan katub jantung prostetik.
10. Pengobatan
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai
obat yang diperkirakan sensitif terhadap mikroorganisme yang diduga. Bila penyebabnya streptokokus viridan yang
sensitif terhadpa penicillin G , diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari
selama 4 minggu, parenteral untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan
parenteral / peroral penicillin V karena efek sirnegis dengan streptomicin,
dapat ditambah 0,5 gram tiap 12 jam untuk dua minggu . Kuman streptokokous fecalis (post operasi
obs-gin) relatif resisten terhadap penisilin sering kambuh dan resiko emboli
lebih besar oleh karena itu digunakan
penisilin bersama dengan gentamisin yang merupakan obat pilihan. Dengan dosis
penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB dibagi dalam 2
- 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan dosis 6 -
12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6 minggu. Bila
kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5
gr tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin
0,5 gr/8 jam lama pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif
diberikan obat golongan aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari,
gentamisin sering dikombinsaikan dengan sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari ,
ampisilin dan karbenisilin. Untuk
penyebab jamur dipakai amfoterisin B 0,5
- 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan flucitosin 150 mg/Kg BB per hari peroral dapat
dipakai sendiri atua kombinasi. Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak
dapat diatasi oleh obat biasa, biasanya memerlukan tindakan bedah. Selain
pengobatan dengan antibiotik penting sekali mengobati penyakit lain yang
menyertai seperti : gagal Jantung . Juga
keseimbangan elektrolit, dan
intake yang cukup .
11. Pencegahan
Faktor
predisposisi sebaiknya diobati (gigi yang rusak, karies,selulitis dan abses).
MIOKARDITIS
1.Pengertian
adalah radang otot jantung atau miokard. Peradangan ini
dapat disebabkan oleh penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti
cocksakie virus, difteri , campak, influenza , poliomielitis, dan berbagai
macam bakteri, rikettsia, jamur, dan parasit.
2. Epidemiologi
Miokarditis menyerang semua umur . Sebagian besar dapat
sembuh spontan. Miokarditis post mortem
karena peradangan fokal atau difus.
Miokarditis sering disertai radang perikard atau mioperikarditis.
3. Gejala klinis
Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG sepintas, jarang
menyebabkan pembesaran jantung, irama gallop dan dekompensasi jantung.
Miokarditis oleh reuma akut disertai gejala berat .
Gejala
yang sering ditemukan:
·
Takikardia.
Peningkatan
suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih
tinggi
·
Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan
kontraksi otot jantung . Katub-katub mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup
dengan keras
·
Auskultasi: gallop, gangguan irama
supraventrikular dan ventrikular
·
Gagal jantung.
Dekompensasi
jantung terutama mengenai jantung sebelah kanan.
4. Diagnosis
Bila tanda infeksi penyakit lain tidak ditemukan (decomp
kanan, penyakit jantung bawaan, penyakit katub jantung , penyakit jantung
koroner dan lain-lain) maka perlu dipikirkan ke miokarditis. Sukar dibedakan
kardiomiopati kongestif, tetapi dengan pemeriksaan echografi dapat membantu
menegakkan diagnosis. Pemeriksaan EKG, histologik dan mikroskopik elektron dan
pemeriksaaan immunofluoresensi juga membantu.
5. Pengobatan
·
Seperti pengobatan gagal jantung
·
Pengobatan mengatasi infeksi
·
Bedrest
·
Bantuan pacu jantung
Untuk miokarditis akibat difteri sering berbahaya karena
dapat mengganggu konduksi jantung sehingga terjadi blokade jantung total dalam
hal ini penderita harus mendapat alat pacu jantung permanen.
PERIKARDITIS
1.Pengertian
Perikarditis adalah peradangan perikard parietal, viseral
atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, sub akut dan kronis.
Yang sub akut dan kronis mempunyai etiologi dan pengobatan yang sama.
2. Perikarditis akut
disertai dengan nyeri dada dan abnormalitas EKG , serta
ditemukan perikardial friction rub (trias klasik).
3. Etiologi
penyakit idiopatik (beningna), infeksi non spesifik (virus,
bakteri, jamur , TBC, penyakit kolagen, artritis reumatoid, sistemic lupus
eritromatosus, neoplasma seperti mesotelioma, tumor metastasis, trauma,
radiasi, uremia, infark miokard akut, dressler sindrom, sindrom paska
perikardiotomi , dan diseksi aorta). Walaupun banyak penyebab perikarditis
akut, penyebab paling sering dengan
urutan adalah : infeksi virus, infeksi bakteri, uremia, trauma, sindrom paska
infark, sindrom paska perikardiotomi, neoplasma dan idiopatik.
4. Gejala klinik
Sakit dada sub sternal/para sternal , kadang menjalar ke
bahu, lebih ringan bila duduk. Pemeriksaan klinik ditemukan perikardial
friction rub dan pembesaran jantung. Tanda-tanda penyumbatan ditemukan lewat
tekanan vena meningkat, hematomegali dan udem kaki, bunyi jantung lemah, tetapi
dapat normal bila efusi perikard berada dibelakang.
Foto rontgen tampak normal bila efusi perikar sedikit.
Tampak bayangan jantung membesar bila efusi perikard banyak. EKG memperlihatkan
segmen ST tanpa perubahan resiprokal, voltase QRS rendah. Pemeriksaan Echo:
M-mode dua dimensi sangat baik untuk memastikan adanya efusi dan banyaknya
cairan .
5. Perikarditis sub akut dan kronik
Sindrom perikarditis sub akut (6 minggu - 6 bulan)
menyerupai perikarditis kronik dalam hal etiologi ,manifestasi klinik, cara
pengobatannya.
6. Variasi Patologis :
- Efusi perikardial kronik Kecurigaan efusi kronik bila ditemukan adanya: Pembengkakan pada foto ronsen, tekanan vena meningkat, auskultasi lemah tetapi tanpa ada kegagalan jantung.
Berdasarkan
sifat cairan maka etiologinya dapat dibedakan :
- Efusi perokardial kronik yang bersifat serius disebabkan oleh gagal jantung, hipoalbuminemia, pasca radiasi dada dan virus perikarditis rekuren
- Efusi yang bersifat seroisanguinous disebabkan oleh urema, perikarditis neoplastik dan trauma tumpul.
- Efusi serofibrinous yang disebabkan bakterial, tuberkolosis dan SLE
- Efusi hemorhagik karena paska bedah jantung, infark jantung setelah terapi antikoagulan, tumor pembuluh darah
- Efusi chylus disebabkan paska bedah obstruksi limfatik akibat metastasis dan obstruksi limfatik massa intra toraks yang dapat menyebabkan idiopatik
- Efusi kolesterol sifatnya idiopatik disebabkan miksidema
7. Pendekatan diagnostik
Bila efusi diketahui menentukan etiologi dimulai dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mencari miksidema, trauma dada, radiasi,
infeksi kronik, uremia, penyakit hati kronik dan TBC. Biopsi dibiakkan dan
pemeriksaan histologis diusahakan untuk menetapkan etiologi .
8. Pengobatan
Menggunakan indometasin/kortikosteroid. Bila efusi kronik
perlu dipertimbangkan perikardiotomi.
·
Perikarditis
efusi konstriktif
Ditandai dengan penebalan perikard serta efusi. Biasanya diketahui setelah aspirasi perikard
sedangkan tanda-tanda kompressi masih tetap ada. Penyebab paling sering ialah
radiasi. Penyebab lainnya : mioplasma-TBC.
Secara
klinis : berupa lelah fatigue, dyspnea d”effort , dan perasaan berat prekordial
.
Gejalanya tekanan vena meningkat, tekanan nadi normal atua
sedikit menurun dan pulsus paradoksus. Foto rontgen menunjukkan adanya
pembesaran jantung.
·
Perikarditis
kontriktif
Terjadi bila jaringan parut (sikatrik) perikard viseral -
parietal cukup berat sehingga pengembangan volume jantung terhambat pada fase
diastolik.
1. Etiologi :
·
Herediter : mulbreynanism
·
Infeksi : bakteri, TBC, jamur,virus, parasit
·
Penyakit kolagen : artritis reumatoid,SLE,
periarteritis nodosa
·
Metabolik: uremia
·
Traumatik: trauma tumpul, pembedahan
·
Terapi
radiasi
·
Neoplasma : tumor perikard, metastasis
·
Idiopatik
2. Gejala :
Urutannya sbb : dispnea, edema perifer, pembesaran perut,
gangguan abdominal, lelah ortopnoe,palpitasi , batuk, nausea dan paroxysmal
nocturnal dispnea.
Foto rontgen dada biasanya menunjukkan besar jantung
normal,kadang-kadang membesar pada 10%. Vena kava melebar di mediastinum kanan
atas, atrium kiri membesar, penebalan perikard . EKG memperlihatkan low
voltage, segmen ST dan inversi gelombang T yang menyeluruh. QRS irama sinus
bisa juga timbul fibrilasi atrium. Ekokardiografi M Mode bisa menunjukkan
penebalan dinding perikardium.
3. Pengobatan
Perikardiektomi merupakan tindakan untuk menghilangkan tahanan pengisian
ventrikel pada fase diastolik
·
Perikarditis
adhesif
Merupakan akibat perlengketan diantara kedua lapis perikard
atau dengan jaringan sekeliling mediastinum.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
data dasar pasien
Aktivitas/istirahat :
Data
subyektif : Keletihan, kelemahan
Data
obyektif : Takikardia
Tekanan darah
menurun
Dispnoe pada
saat aktivitas
Sirkulasi
data
subyektif :
·
Mempunyai riwayat demam rematik, keturunan
penyakit jantung, pernah operasi jantung, by-pass
·
sering berdebar
data
obyektif :
·
Takikardi, disritmi , friction rub perikardia,
murmur, disfungsi otot-otot papila,irama gallop S3/S4 , edem
·
Peningkatan vena jugularis,ptekia (konjungtiva
dan membran mukus)
·
Perdarahan pada bagian tertentu
·
Osler’s nodes pada jari/jari kaki
·
Janeway lessions (telapak tangan,dan kaki)
Eliminasi
data subyektif :
·
Riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal
·
Riwayat frkwensi pemasukkan urin menurun
data obyektif :
·
Konsentrasi urine keruh/pekat
Kenyaman :
data subyektif:
·
Nyeri dada di bagian anterior (keras/tajam)
sewaktu inspirasi , batuk, beraktivitas, berbaring ; sakit berkurang bila duduk , Nyeri dada
berpindah-pindah ke belakang, tidak berkurang dengan pemberian gliserin.
data obyektif:
·
Gelisah
Respirasi :
data subyektif:
·
Napas pendek ,memburuk pada malam hari
(miokarditis)
data obyektif:
·
Dyspnea nocturnal
·
Batuk
·
Inspirasi wheezing
·
takipnea
·
creackles dan ronchi lemah
·
Respirasi lambat
Keamanan:
data subyektif:
·
Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur atau
parasit, trauma dada, kanker yang menyebar ke dada, penyakit baru di gigi,
pernah dilakukan endoskopi GI/GU, pernah mendapat terapi sistim kekebalan
contoh: immunosupressin, SLE, penyakit kolagen.
data obyektif:
·
demam
Kebutuhan belajar :
·
bantu dalam pengolahan makanan
·
rekreasi
·
transportasi
·
self care/kebutuhan pribadi
·
kelangsungan kebutuhan rumah tangga (ibu rumah
tangga)
Tes diagnostik:
·
EKG menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok
konduksi, disritmia (elevasi ST), PR depresi
·
Echocardiografi: adanya efusi perikardial,
hipertropi perikardial, disfungsi katub, dilatasi atrium
·
Enzim jantung: peningkatan CPK, tapi MB
inzuenzim tidak ada
·
Angiografi: terlihat stenosis katup dan
regurgitasi dan atau menurunnya gerakan
·
Rontgen: terlihat pembesaran jantung, infiltrat
pulmonal
·
CBC : terjadi proses infeksi akut / kronik ;
anemia
·
Kultur darah : untuk mengisolasi penyebab
bakteri , virus dan jamur
·
ESR: elevasi secara umum
·
Titer ASO : demam rematik (kemungkinan faktor
pencetus)
·
Titer ANA : positif dengan penyakit autoimmun
contoh: SLE (kemungkinan faktor pencetus)
·
BUN: mengevaluasi uremia (kemungkinan faktor
pencetus)
·
Perikardiosentesis: cairan perikardial diperiksa
untuk mengetahui penyebab infeksi, bakteri,TBC, virus atau infeksi jamur, SLE,
penyakit rematik, keganasan
2. Prioritas
keperawatan:
1.
Timbulnya nyeri
2.
Peningkatan istirahat dan membantu perawatan diri
3.
Kaji pengobatan / penyebab yang mendasari
4.
Mengatur sistim penyakit yang mendasari/ dan mencegah
komplikasi
5.
Petunjuk penyebab penyakit, pengobatan dan pencegahan
3. Rencana tujuan:
- Nyeri dapat dikontrol
- Tingkat aktifitas (kebutuhan dasar) dapat dipenuhi
- Infeksi dapat dikontrol : tidak terjadi demam
- Mempertahankan hemodinamik yang stabil; bebas keluhan payah jantung
- Perubahan gaya jantung
Rencana Keperawatan Pasien dengan penyakit infeksi jantung
(Perikarditis, Miokarditis, dan Endokarditis)
Diagnosa I. Nyeri akut sehubungan dengan peradangan
miokardium atau perikardium, efek sistemik dari infeksi, dan iskemi
jaringan.(miokardium). Ditandai dengan :
·
Nyeri dada yang menjalar ke leher atau punggung.
·
Nyeri sendi (joint pain)
·
Nyeri bertambah saat inspirasi dalam, melakukan
aktifitas, dan merubah posisi.
·
Demam atau kedinginan.
Kriteria evaluasi :
·
Klien dapat mengidentifikasi cara-cara untuk mencegah nyeri.
·
Klien dapat mengontrol dan melaporkan nyeri yang
timbul
·
Klien dapat mendemostrasikan tehnik relaksasi
dan berbagai aktivitas yang diindikasikan untuk keadaan individual.
Tindakan keperawatan
|
Rasional
|
Independen:
Observasi adanya nyeri dada ,
catat waktu , faktor - faktor penyulit
/ pencetus, catat tanda - tanda
nonverbal dari rasa tidak nyaman seperti kelemahan, ketegangan otot dan menangis.
|
Lokasi nyeri perikarditis pada
bagian substernal menjalar ke leher dan punggung. Tetapi berbeda dengan nyeri
iskemi miokardial /infark. Nyeri tersebut akan bertambah pada saat inpirasi
dalam, perubahan posisi, dan berkurang pada saat duduk/bersandar ke depan.
Catatan: Nyeri dada ini ada
atau tidaknya pada endokarditis/miokarditis tergantung adanya iskemi.
|
Pelihara atau ciptakan
lingkungan yang tenang dan tindakan yang menyenangkan seperti perubahan
posisi, beri kompres dingin atau hangat, dukungan mental, dan sebagainya.
|
Tindakan - tindakan tersebut
dapat mengurangi ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
|
Kolaboratif:
Berikan obat - obatan sesuai
indikasi:
Nonsteroid, seperti: ndometachin (indosin), ASA (aspirin).
Antipiretik, seperti: ASA /
Asetaminophen (Tylenol) , Steroid.
Berikan oksigen sesuai
indikasi.
|
Dapat mencegah timbulnya nyeri
atau mengurangi respon inflamasi.
Untuk mengurangi demam dan
memberikan rasa nyaman.
Berikan untuk gejala lebih
lanjut.
Memaksimalkan kemampuan
pemakaian oksigen untuk mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia.
|
Diagnosa III.
Keterbatasan aktifitas sehubungan dengan implamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokarditis, restriksi pengisian jantung (kardiak output)
Ditandai dengan :
·
Keluhan kelemahan/kelelahan/sesak saat
beraktifitas
·
Perubahan tanda-tanda vital saat aktifitas
·
Tanda-tanda CHF .
Kriteria evaluasi:
·
Peningkatan
kemampuan aktifitas.
·
Pengurangan tanda-tanda fisiologik yang tidak
sesuai
·
Mengungkapkan pentingnya aktifitas yang terbatas
Tindakan
keperawatan
|
Rasional
|
Independen:
Kaji respon aktifitas pasien.
Catat adanya/timbulnya dan perubahan keluhan seperti kelemahan, kelelahan dan
sesak napas saat beraktifitas.
|
Miokarditis menyebabkan
imflamasi dan memungkinkan gangguan pada sel-sel otot yang dapat
mengakibatkan CHF.
Penurunan pengisian
jantung/kardiak output akan menyebabkan cairan terkumpul pada rongga
perikardial (bila ada perikarditis) yang pada akhirnya endokarditis dapat
menimbulkan gangguan fungsi katub dan kecendrungan penurunan kardiak output.
|
Monitor denyut atau irama
jantung /nada, takanan darah dan jumlah pernapasan, sebelum/sesudah dan
selama aktifitas sesuai kebutuhan.
|
Membantu menggambarkan tingkat
dekompensasi jantung dan paru. Penurunan tekanan darah, takikardi, dan
takipnea adalah indikasi gangguan aktifitas jantung.
|
Pertahankan bedrest selama
periode demam dan sesuai indikasi.
|
Kendalikan perubahan infeksi
selama fase akut pada erikarditis/endokarditis.
Catatan: Demam meningkatkan
kebutuhan dan kosumsi oksigen, karenanya meningkatkan kerja jantung dan mengurangi
kemampuan beraktifitas.
|
Rencanakan perawatan dengan
pengaturan istirahat/periode tidur.
|
Memelihara keseimbangan
kebutuhan aktifitas jantung, meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan
koping emosional.
|
Kaji kemampuan pasien dengan
program latihan berkala sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur. Catat
respon gejala vital dan peningkatan kemampuan beraktifitas.
|
|
valuasi respon emosional
terhadap situasi/pemberian support.
|
Kecemasan akan timbul karena
infeksi dan kardiak respon (psikologik). Tingkat kekhawatiran dan kebutuhan
pasien akan koping emosional yang baik ditimbulkan oleh kemungkinan sakit
yang mengancam kehidupan. Dukungan dan support dibutuhkan untuk menghadapi
kemungknan frustasi karena hospitalisasi yang lama/periode penyembuhan
|
Kolaborasi:
Berikan terapi oksigen sesuai
indikasi.
|
Peningkatan kemapuan
oksigenisasi pada miokarditis mengimbangi peningkatan komsumsi oksigen. Dapat
terlihat pada aktifitas.
|
Diagnosa III. Potensial penurunan cardiak output sehubungan
dengan peningkatan/penumpukan cairan
pada rongga perikardium, stenosis/insufisiensi katub, penekanan/kontriksi
fungsi ventrikel, dan degenerasi otot-otot jantung.
Ditandai oleh :
(tidak dicantumkan ; tanda-tanda dan gejala -gejala hanya
untuk diagnosa yang aktual).
Kriteria evaluasi:
·
Berkurangnya keluhan sesak napas/dyspnea, angina
dan disritmia.
·
Identifikasi perilaku untuk mengurangi kerja
jantung.
Tindakan keperawatan
|
Rasional
|
Independen :
Monitor jumlah dan irama
nadi/jantung
|
Takikardi dan disritmia dapat
terjadi sebagai usaha jantung untuk meningkatkan output sebagai respon
terhadap demam, hipoksia, dan asidosis sehubungan dengan iskemia.
|
Auskultasi suara jantung.Catat
bunyi murmur, S3 dan S4 Gallop
|
Membantu deteksi dini adanya
kompliksi seperti CHF dan kardiak tamponade.
|
Pertahankan bedrest dalam
posisi semi fowler.
|
Mengurangi kerja jantung dan
memaksimalkan cardiac output
|
Berikan tindakan untuk rasa
nyaman seperti perubahan posisi dan perubahan aktifitas.
|
Meningkatkan relaksasi dan
memberikan perhatian.
|
Berikan tehnik manegament stres
seperti latihan napas .
|
Berguna untuk mengontrol
kecemasan, meningkatkan relaksasi dan mengurangi kerja jantung dan cardiac
output.
|
Observasi adanya nadi yang
cepat, hipotansi, peningkatan CVP/JVD, perubahan suara jantung, penurunan tingkat kesadaran.
|
Manifestasi klinik pada cardiac
tamponade yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika akumulasi cairan
eksudat pada rongga perikardial mengurangi pengisian jantung dan cardiac
output.
|
Evaluasi keluhan kelelahan,
sesak napas, prepitasi, nyeri dada
yang terus -menerus. Catat adanya pertambahan suara pernapasan, demam.
|
Manifestasi CHF akibat
endokarditis (infeksi/disfungsi katub) atau miokarditis (disfungsi otot-otot
miokardial akut)
|
Kolaborasi:
Berikan terapi oksigen sesuai
indikasi
|
Meningkatkan penggunakan
oksigen untuk fungsi miokardial dan mengurangi efek metabolisme anaerob yang
dapat terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan asidosis.
|
Berikan terapi sesuai indikasi
seperti diuretika dan digitalis.
Berikan antibiotika dan
antimicroba intravena
Persiapkan klien untuk operasi
sesuai indikasi.
|
Dapat diberikan untuk
meningkatkan kontraksi otot jantung dan mengurangi kerja jantung yang
berlebihan pada CHF (miokarditis).
Diberikan untuk patogen
tertentu (pada endokarditis, perikarditis, miokarditis) untuk mencegah
kerusakan/gangguan lebih lanjut.
Penggantian katub perlu untuk
memperbaiki cardiac output (perikarditis). Perikardiaktomi mungkin juga
dilakukan karena adanya akumulasi yang berlebihan cairan perikardial atau adanya jaringan parut dan
kontriksi fungsi jantung (perikarditis)
|
Diagnosa IV. Potensial gangguan perfusi jaringan sehubungan
dengan trombuemboli atau kerusakan sekunder katub-katub pada endokarditis.
Ditandai oleh :
(Tidak dicantumkan karena tanda dan gejala hanya untuk
diagnosa yang aktual)
Kriteria evaluasi:
Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat sesuai dengan
kebiasaan individu seperti kebiasaan makan, tanda-tanda vital yang pasti,
kehangatan, tekanan nadi perifer, keseimbangan intake dan output.
Tindakan keperawatan
|
Rasional
|
Independen:
Evaluasi status mental. Catat
adanya hemiparalisis aphasia, muntah, peningkatan tekanan darah.
|
Indikasi adanya emboli sistemik
ke otak.
|
Kaji nyeri dada, dispnea yang
tiba-tiba ditandai dengan takipnea, nyeri pleuritis, cyanosis.
|
Emboli arterial pada jantung
atau organ penting lain dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung atau
disritmia kronik.
Kongesti vena dapat menunjukan
tempat trombus pada vena-vena yang dalam dan emboli paru.
|
Observasi oedema pada
ekstremitas. Catat kecendrungan / lokasi nyeri, tanda-tanda Homan positif.
|
Inaktifitas / bedrest yang lama
dapat menimbulkan terjadinya kongesti vena dan trombosis vena.
|
Observasi adanya hematuria yang
ditandai oleh nyeri pinggang dan oliguria.
|
Indikasi adanya emboli ginjal
|
Catat keluhan nyeri perut kiri
atas menjalar ke bahu, kelemahan lokal, abdominalngiditas
|
Indikasi emboli kandung empedu
|
Meningkatkan/mempertahankan
bedrest sesuai dengan anjuran
|
Untuk membantu mencegah
peyebaran atau perpindahan emboli pada pasien dengan endokarditis. Pada
bedrest yang lama (sering dilakukan oleh pasien dengan endokarditis dan
miokarditis) beresiko untk mengalami tromboemboli.
|
Kolaborasi
Gunakan stoking antiemboli
sesuai indikasi
|
Menggunakan sirkulasi perifer dan
arus balik vena dan mengurangi resiko
trombus pada vena superfisial/vena yang lebih dalam.
|
Berikan antikoagulan seperti
heparin, warfarin (coumadin)
|
Heparin dapat digunakan secara
propilaksi pada pasien dengan bedrest yang lama seperti sepsis atau CHF dan
sebelum atau sesudah operasi penggantian katub. Catatan heparin merupakan
kontradiksi pada perikarditis dan cardiac tamponade.
Coumadin adalah pengobatan
jangka panjang yang digunakan untuk setelah penggatian katub atau pada emboli
perifer.
|
Diagnosa V. Kurangnya pengetahuan (mengenai kondisi dan
tindakan) sehubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara
pencegahan terjadinya komplikasi.
Ditandai oleh :
·
Bertanya-tanya tentang inforamsi
·
Kegagalan untuk perbaikan
·
Pencegahan komplikasi
Kriteria evaluasi:
·
Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi,
tindakan yang dibutuhkan dengan kemungkinan komplikasi.
·
Mengenal perubahan gaya hidup/tingkah laku untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
Tindakan keperawatan
|
Rasional
|
Independen:
Jelaskan effek emosi inflamasi
pada jantung secara individual. Berikan penjelasan mengenai gejala-gejala
komplikasi dan tanda-tanda tersebut harus segera dilaporkan pada petugas
kesehatan seperti demam, peningkatan nyeri dada yang luar biasa, bertambahnya
keterbatasan beraktifitas.
|
Untuk bertanggung jawab kepada
kesehatannya, pasien membutuhkan pengertian tentang penyebab khusus, tindakan
dan efek jangka panjang yang mungkin terjadi pada kondisi inflamasi, baik
tanda dan gejala atau komplikasinya.
|
Beritahukan pasien / orang
terdekat mengenai dosis, aturan , dan efek pengobatan, diit yang dianjurkan,
pembatasan aktifitas yang dapat dilakukan
|
Informasi dibutuhkan untuk
meningkatkan perawatan diri, untuk menambah kejelasan efektifitas pengobatan
dan mencegah komplikasi.
|
Jelaskan tentang pentingnya
pengobatan antibiotik/antimikroba jangka panjang
|
Pemberian
antibiotik/antimikroba yang lama baik selama di rumah sakit/di rumah
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kultur darah yang negatif sebagai indikasi
sembuhnya/hilangnya infeksi.
|
Diskusikan mengenai prophylaksis penggunaan antibiotika .
|
Pasien dengan riwayat demam
rematik termasuk resiko tinggi dan membutuhkan prophilaksis antibiotik jangka
panjang. Pasien dengan masalah-masalah katub tanpa riwayat demam rematik
membutuhkan antibiotika jangka pendek sebagai proteksi terhadap
tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan transitnya bakteri, seperti pada
gigi, tonsilektomi, pembedahan atau biopsi pada mukosa saluran pernapasan,
broncoscopi, insisi, atau drainase infeksi jaringan dan tindakan urologi atau
gastrointestinal dan kelahiran.
|
Identifikasi tindakan-tindakan
untuk mencegah endokarditis seperti:
Perawatan gigi yang baik.
Cegah penderita agar tidak
terkontaminasi infeksi(khususnya infeksi saluran pernapasan)
|
Bakteri umumnya didapatkan di
dalam mulut. Pada gusi dapat masuk melalui sirkulasi sistemik.
Perkembangan infeksi khususnya
infeksi streptokokus dan pnemokokus atau influensa meningkatkan kemungkinan
resiko gangguan jantung.
|
Pilihlah metode yang tepat
untuk KB (pada penderita wanita)
|
Penggunaan IUD dapat menjadikan
mata rantai resiko terjadinya proses infeksi pelvis.
|
Hindari pemakaian obat suntik
per intravenus sendiri.
|
Mengurangi resiko langsung
terjadinya /
masuknya patogen melalui
sirkulasi sistemik.
|
Meningkatkan cara hidup sehat
seperti intake makanan yang baik, keseimbangan antara aktifitas dan
istirahat, monitor status kesehatan dan adanya infeksi.
|
Meningkatkan sistem immun dan
pertahanan terhadap infeksi.
|
Patuhi immunisasi seperti
vaksin influensa sesuai indikasi
|
Mengurangi resiko terjadinya
infekasi yang dapat menyebabkan infeksi jantung.
|
Identifikasi sumber-sumber
pendukung yang memungkinkan untuk mempertahankan perawatan di rumah yang
dibutuhkan.
|
Keterbatasan aktifitas dapat
mengganggu kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
|
Identifikasikan resiko faktor
predisposisi dimana pasien dapat mengontrol seperti, penggunaan obat-obatan
intravena (endokarditis) dan cara
pemecahan masalah.
|
Pasien dapat dimotivasi dengan
adanya masalah-masalah jantung untuk berusaha berhenti menggunakan obat-obat
terlarang atau perilaku yang merugikan.
|
4. Pendidikan Kesehatan
untuk klien dan keluarganya.
Rencana pendidikan
kesehatan untuk pasien dengan endokarditis disesuaikan dengan penyebab penyakit,
pengobatan teratur, tehnik pemberian antibiotika secara intravena dan cara-cara
meminta bantuan orang lain serta identifikasi
perkembangan infeksi.
Perawat mengajar pasien bagaimana memasukkan antibiotik
secara intravena, bagaimana menggunakan obat-obat heparin, dan bagaimana agar
tidak terjadi pembekuan darah.
Klien dan keluarganya dapat mendemonstrasikan cara-cara
tersebut sebelum keluar dari rumah sakit
Perawat menganjurkan klien untuk memelihara kebersihan,
khususnya kebersihan mulut. Klien dianjurkan untuk menggosok gigi
sekurang-kurangnya dua kali sehari dan membersihkan mulut dengan air setelah
sikat gigi.
Klien diinstruksikan untuk meningkatkan perawatan
kesehatannya, termasuk kebersihan gigi dan gusi, penggunaan kebutuhan
antibiotik propilaksis dilakukan sesuai prosedur-prosedur diatas. Klien dapat
menggunakan anti koagulan pada saat terjadinya perdarahan dan memonitor waktu
pembekuan darah.
Memonitor sendiri perkembangan endokarditis untuk mencegah
komplikasi terjadinya gagal jantung dan gejala-gejala emboli. Klien
diinstruksikan untuk memonitor suhu setiap hari dan mencatatnya selam enam
minggu. Klien diharuskan untuk mencatat saat panas, kedinginan, malas, berat
badan menurun atau timbulnya pteki agar dapat meningkatkan kesehatan yang
prima.
Perawatan di rumah sangat dibutuhkan sebagai tindak lanjut
pada lingkungan rumah. Ini akan menjadi lebih penting bagi klien.
anda akan dibawa ke adf.ly tunggu beberapa saat hingga muncul pilihan SKIP AD di sebelah kanan atas lalu klik disitu maka anda akan menemukan link downloadnya
DAFTAR PUSTAKA
- Doenges Mariyn E, RN, BSN, MA, TS, Nursing Care Plans, Edition 3, F.A.Davis Company Philadelpia, 1993.
- Ignatavicius Donna D., Medical Surgical Nursing: a nursing process approach, Philadelpia 1991.
- Soeparman, DR, Dr, Ilmu Penyakit Dalam, Edisi ke 2 Jilid I , Balai Penerbit FKUI, Jakarta 1987.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda di Sini