Selamat Datang di Denting Berdetak Blog, Silahkan Download File DIsini Gratis . . . !!!
Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Komentar Anda.

Senin, 28 November 2011

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Malaria



Pokok Bahasan           : Malaria
Sub Pokok                  : Pencegahan Malaria 
Sasaran                       : Ibu/Bapak Kampung Yakonde
Penyuluh                     : Mahasiswa PKL Politeknik Kesehatan Jayapura 
Waktu                         : 18.30 WPT – Selesai
Hari/tanggal                : Senin, 23 Mei 2011
Tempat                        : Rumah Warga

A.    Pengorganisasian
Penanggung jawab       : Wa Juniati  
Penyaji                        : Yulius Sampouw
Notulen                       : Yunike Yoafifi 
Moderator                   : Frida Wamea

B.     Latar Belakang
Penyakit malaria tidak hanya menyerang daerah tropis, tetapi juga menyerang daerah subtropis diseluruh dunia. Kematian banyak terjadi pada negara-negara yang menjadi daerah endemic malaria, antara lain negara- nregara Asia Tenggara termasuk Indonesia, terutama dipropinsi Timur seperti daerah pedesaan diluar Jawa dan Bali. Di Jawa Tengah dan Jawa Barat, malaria merupakan penyakit yang muncul kembali.(Re-emerging disease ). Sistem kesehatan Nasional menggariskan tujuan pembangunan kesehatan adalah: tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan dari tujuan nasional (Depkes , 1999).
C.    Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Peserta dapat mengenal  
D.    Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1.      Peserta dapat mengetahui pengetian dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
2.      Peserta dapat memahami penyebab dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
3.      Peserta dapat mengetahui tanda dan gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
4.      Peserta dapat mengetahui pencegahan dan prinsip perawatan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). 

E.     Garis Besar Materi
1.      Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
2.      Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
3.      Tanda dan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
4.      Pencegahan dan Perawatan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

F.     Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi

G.    Media
1.      Materi (terlampir)
2.      Leaflet
3.      Kamera untuk dokumentasi

H.    Proses Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Respon Peserta
1.
5 Menit
Pembukaan
1.      Menyampaikan salam
2.      Menyampaikan tujuan
3.      Apersepsi

1.      Membalas salam
2.      Memperhatikan
2.
30 Menit
Menyampaikan materi
1.      Memberikan penjelasan
2.      Memberikan kesempatan peserta bertanya tentang materi yang disajikan
3.      Menjawab pertanyaan dari peserta. 
1.      Menyimak dan memperhatikan
2.      Bertanya


3.      Memperhatikan
3.
10 Menit
Evaluasi selama proses
1.      Menjawab secara lisan
4.
10 menit
Penutup
1.      Kesimpulan
2.      salam

1.      Memperhatikan
2.      Memberi salam

 MALARIA

A.    PENGERTIAN
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut maupun kronis, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam,anemia, dan spenomegali.

B.     ETIOLOGI
Plasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari 4 spesies, yaitu plasmodium vivax, plasmodium falcifarum, plasmodium malariae, plasmodium ovale. Malaria juga melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun vertebra lainnya, dan hospes definitif, yaitu nyamuk anopeles.

C.     PATOGENESIS
Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual eksogen (sporogani) dalam badan nyamuk anopeles dan fase aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra termasuk manusia.
a.         Fase aseksual
Fase aseksual terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosit. Pada fase jaringan, sporozoit masuk dalam aliran darah ke sel hati dan berkembangbiak membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit. Proses ini di sebut skizogoni praeritrosit. Lama fase ini berbeda untuk tiap fase. Pada akhir fase ini, skizon pecah dan merazoit keluar dan masuk aliran darah, disebut sporulasi. Pada plasmodium vivax dan palsmodium ovale, sebagian sporozoit membentuk hipnozoit dalam hati sehingga dapat mengakibatkan relaps jangka panjang dan rekurens.
Fase eritrosit dimulai dan merozoit dalam darah menyerang eritrosit membentuk trofozoit. Proses berlanjut menjadi trofozoit-skizon-merozoit. Setelah 2-3 generasi merozoid dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasat dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/inkubasi intristik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai timbulnya gejala klinis demam.
b.        Fase seksual
Parasit seksual masuk dalam lambung betina nyamuk. Bentuk ini mengalami pematangan menjadi mikro dan makrogametosit dan terjadilah perubahan disebut zigot (ookinet). Ookinet kemudian menembus dinding lambung nyamuk dan menjadi ookista.bila ookista pecah, ribuan sporozoit dilepaskan dan mencapai kelenjar liur nyamuk.
Patogenesis malaria ada dua cara yaitu :
1.            Alami, melalui gigitan nyamuk ke tubuh manusia.
2.            Induksi, jadi stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia melalui transfusi, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu yang terinfeksi (kongenital)

D.    MANIFESTASI KLINIS
Pada anamnesis ditanyakan gejala penyakit dan riwayat berpergian kedaerah endemik malaria. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah:
1.            Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi). Pada malaria tersiana (P. vivax dan p. ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (p. malariae) pematangannya tiap 72 jam dan periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan beberapa serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit-1jam), puncak demam (2-6 jam), dan berkeringat (2-4 jam). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat beradaptasi terhadap parasit dalam tubuh dan ada respons imun.
2.            Splenomegali
Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam, dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.
3.            Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena p. falcifarum. Anemia disebabkan oleh:
a.       Eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced survival time)
b. Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang (diseritropoesis).
4.            Iktrus
Iktrus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar.

Malaria laten adalah masa pasien di luar masa serangan demam. Periode ini terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah tepi, tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan dalam jaringan hati.
Relaps adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama. Relaps dapat bersifat:
1.            Relaps jangka pendek (rekrudesensi), dapat timbul 8 minggu setelah serangan pertama hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.
2.            Relaps jangka panjang (rekurns), dapat muncul 24 minggu atau lebih setelah serangan pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk kedalam darah dan berkembang biak.

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah tepi, pembuatan preparat darah tebal dan tipis dilakukan untuk melihat keberadaan parasit dalam darah tepi, seperti tropozoit yang berbentuk cicin.

 Download File Lengkapnya DISINI
anda akan dibawa ke adf.ly tunggu beberapa saat hingga muncul pilihan SKIP AD di sebelah kanan atas lalu klik disitu maka anda akan menemukan link downloadnya


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda di Sini

Baca Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog