I. Defenisi
a.
Artritis pirai
(Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn
karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Gout mungkin primer atau sekunder.
b.
Pirai atau Gout adalah peradangan akibat adanya
endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit
metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zamanYunani kuno. Pada waktu
itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena
terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis
dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah
satu jenis penyakit reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya
paling besar kemungkinan berhasil.
·
Gout primer
Merupkan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam
urat
·
Gout sekunder
·
Disebabkan karena pembentukan asam urat
yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang akibat proses penyakit
lain atau pemakaian obat tertentu.
II.
Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan
metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal
yang menyebakan hyperuricemia.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
Pembentukan asam urat yang
berlebih.
·
Gout
primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
·
Gout
sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit
lain, seperti leukemia.
Kurang
asam urat melalui ginjal.
·
Gout
primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui
·
Gout
sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya
glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.
III.
Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam
mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah
kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung
melalui beberapa fase secara berurutan.
1.
Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat
terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi
ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa,
tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus
(coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang
netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
2.
Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan
faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan
terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3.
Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit
membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu
dan membram leukositik lisosom.
4.
Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah
selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram
lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim
dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5.
Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel,
enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan
kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
PATHWASY GOUT
anda akan dibawa ke adf.ly tunggu beberapa saat hingga muncul pilihan SKIP AD di sebelah kanan atas lalu klik disitu maka anda akan menemukan link downloadnya.
IV.
Gambaran
klinis
Gout
akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat
masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang
paling banyak diternui pada usia
50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita
gout
adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI,
lebih
sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan
tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul
sebelurn
mereka mencapai usia remaja. Gout Akut biasanya monoartikular dan
timbulnya
tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat
dan
peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel
darah
putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan,
trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling
sering
terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat
juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari,
lutut,
pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout.
Serangan
gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala
serangan Akut
akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan
dari suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi
urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan
kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan sekitar sendi.
Tetapi serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
(endapan natrium urat) yang merupakan penyebab
Peningkatan konsentrasi asam urat
yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini
dengan memadai, sehingga mempercepat proses pengeluaran asam urat dari
serum. Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout.
Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh
leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka
respon
mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin
dipengaruhi
oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan
mungkin
merupakan proses yang berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat
endapan
tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama
gout inter kritikal. Pada masa ini pasien
bebas dari gejala-gejala klinik.
Gout kronik timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan
ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat
maka terjadi peradangan kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering
besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan
diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut
relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat serum.
Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah : bursa olekranon, tendon
Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telinga.
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis
dari rheumatoid nodul. Kadang - kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian
mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi
akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara
memadai.
V.
Kriteria
diagnostik
Gout harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang
mempunyai riwayat dan penernuan fisik sesuai dengan apa yang telah Idta bahas
sebelumnya, terutama gambaran klinik yang klasik. Peningkatan kadar asam urat
serum dapat membantu menentukan diagnosis. Tetapi harus diingat bahwa banyak
obat-obatan mempengaruhi kadar asam urat serum dan juga banyak orang normal
yang tidak memperlihatkan gejala-gejala mempunyai kadar asam urat yang tinggi.
Tes diagnostik lain yang dapat mendukung diagnosis
gout adalah penentuan respon gejala-gejala sendi terhadap kolkisin. Kolkisin
merupakan obat yang dapat meringankan gejala-gejala serangan gout akut secara
dramatis. Sifat perubahan radiologis dapat membantu sekali dalam penentuan
diagnosis gout, tetapi pada awitan penyakit ini biasanya belum ada perubahan
yang menyolok.
Begitu diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan
dengan dua metoda:
1.
menemukan kristal urat dalam cairan sinovial dan
2.
menermikan urat dalam endapan tofi.
Faktor-faktor yang berperanan
Ada
faktor-faktor tertentu yang berperanan sebagai penyebab hiperurisemia. Diet
tinggi purin dapat merupakan salah satu faktor penyebab karena asam urat
dibentuk dari purin, adenin dan guanin. Kelaparan dan intake etil alkohol yang
berlebilian juga dapat mengakibatkan hiperurisemia. Peningkatan kadar asam keto
akibat puasa yang berkepanjangan, dan asam-asam keto ini mengganggu ekskresi
asam urat oleh ginjal.
Kadar laktat
darah meningkat sebagai produk samping darl metabolisme alkohol yang normal,
dan peningkatan laktat ini juga mengganggu ekskresi asam urat oleh ginjal. Asam
urat serum dapat meningkat pula akibat salisilat dosis rendah (kurang dari 2-3
g perhari) dan beberapa obat diuretika, anti hipertensi (klortiazid, asam
etakrinik).
VI.
Penatalaksanaan
Pengobatan
Kolkisin adalah
suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout
akut, dan untuk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini juga
dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut biasanya
tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi
atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal. Dosis
maksimurn adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan. Beberapa
pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea, dan pada
keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.
Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang
dalam waktu 10-24 jam sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg
per hari ternyata cukup efektif untuk mencegah serangan gout berikutnya secara
sempurna atau mendekati sempurna. Penggunaan kolkisin setiap hari cenderung
memperingan episode gout berikutnya, kalau memang serangan gout terjadi lagi.
Penggunaan kolkisin jangka panjang tak memperlihatkan efek samping yang berat.
Fenilbutazon, suatu agen
anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi,
karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai
terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi
penunjang atau terapi pencegahan.
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang
mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk
jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan
kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan.
VII.
PENGKAJIAN
Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu
jari kaki atauU pada sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana
klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang
diperoleh
a.
Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak,
dan kemerahan, demam subfebris, periksa adanya nodul diatas
sendi.
b. Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan
aktivitas dan masalah-masalah yang
terkait dengan psikososialnya.
c.
Pemeriksaan diagnostik
·
Asam urat meningkat
·
Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat
(selama fase akut)
·
Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
·
Pemeriksaan urin
·
Rontgen
VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
persendian
3.
kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan
dirumah
IX.
PERENCANAAN
DAN IMPLEMENTASI
1. Nyeri b.d
proses penyakit Rasa nyaman klien terpenuhi atau terhindar dari nyeri :
-
Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki)
diistirahatkan dan diberikan bantalan. Istirahat dapat menurunkan metabolisme
setempat dan mengurangi pergerakan sendi yang terjadi.
-
Berikan kompres hangat atau dingin yang dapat
memberikan efek vasodilatasi. keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran
endorfin dan dingindapat menghambat impuls-impuls nyeri
-
Cegahlah agar tidak terjadi iritasi pada tofi misal
menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk pada benda yang keras. Bila
terjadi iritasi maka akan semakin nyeri, apabila terjadi luka akibat tofi yang
pecah maka rawatlah secara steril dan juga perawatan drain yang terpasang pada
luka
-
Berikan obat-obatan sesuai dengan resep dokter dan
amati efek samping obat-obatan tersebut
2. Gangguan
mobilitas fisik b.d nyeri persendian Klien akan meningkatkan aktivitasnya sesuai
dengan kemampuan 1. Tingkatkan aktivitas klien bila nyeri dan bengkak telah
berkurang
-
lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan
walker atau tongkat.
-
lakukan latihan ROM secara hati-hati pada sendi yang
terkena gout karena bila dimobilisasi terus menerus akan menurunkan fungsi
sendi.
-
usahakan untuk meningkatkan kembali pada aktivitas
yang normal.
3. Kurang
pengaetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah Klien dan keluarga dapat
memahami penggunaan obat dan perawatan dirumah
-
Berikan jadwal obat yang harus digunakan meliputi nama
obat, dosis, tujuan dan efek samping. Penjelasan ini dapat meningkatkankoordinasi
dan kesadaran klien terhadap pengobatan yang teratur.
-
diskusikan tentang pentingnya diit yang terkontrol,
misal dengan menghindari
anda akan dibawa ke adf.ly tunggu beberapa saat hingga muncul pilihan SKIP AD di sebelah kanan atas lalu klik disitu maka anda akan menemukan link downloadnya.
DAFTAR PUSTAKA
- Brunner & suddath. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 2001
- Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 1998
- Long, Barbara C. Keperawatan Medikal Bedah 3. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Bandung. 1996
- Price, Sylvia Anderson. Patologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. EGC. 1990
- Soeparman. Waspadji, Sarwono. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1998
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda di Sini