Selamat Datang di Denting Berdetak Blog, Silahkan Download File DIsini Gratis . . . !!!
Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Komentar Anda.

Rabu, 28 Desember 2011

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) HIV/AIDS



Pokok Bahasan                  : HIV/AIDS
Sasaran                              : Remaja, Bapak dan Ibu
Penyuluh                            : Mahasiswa PKL Politeknik Kesehatan Jayapura 
Waktu                                : 19-00 WIT – Selesai
Hari/tanggal                       : Selasa, 17 Mei 2011
Tempat                               : Balai Kampung Yakonde 
A.    Pengorganisasian
Penanggung jawab            : Yulius Sampouw   
Penyaji                               : Suci M. Kastopo  
Notulen                              : Marwah La usu  
Moderator                          : Reimon Pedai
 B.     Latar Belakang
Dampak IPTEK merupakan faktor yang mempercepat dan mempermudah terjadinya suatu proses salaing mempengaruhi dan merubah nilai-nilai suatu masyarakat. Pada puncaknya manusia tidak dapat mempertahankan kehidupannya apabila ia tidak mampu menguasai IPTEK. Sekarang mau atau tidak mau, suka atau tidak suka manusia diarahkan dan dipaksakan untuk menguasai Dasar-Dasar Tehnologi. Sekali lagi tanpa disadari oleh manusia lain dikemudian hari. Sudah tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia dan Papua, Menyebar dengan cepat, dapat menyerang semua orang tanpa pandang bulu (baik berperilaku aman maupun beresiko). Belum ditemukan vaksin untuk mencegah dan obat untuk menyembuhkan.
C.    Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Peserta dapat mengenal apa itu ISPA 
D.    Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1.      Peserta dapat mengetahui pengetian dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
2.      Peserta dapat memahami penyebab dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
3.      Peserta dapat mengetahui tanda dan gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
4.      Peserta dapat mengetahui pencegahan dan prinsip perawatan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). 
E.     Garis Besar Materi
1.      Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
2.      Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
3.      Tanda dan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
4.      Pencegahan dan Perawatan Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
F.     Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi
G.    Media
1.      Materi (terlampir)
2.      Leaflet
3.      Kamera untuk dokumentasi  
H.    Proses Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Respon Peserta
1.
5 Menit
Pembukaan
1.      Menyampaikan salam
2.      Menyampaikan tujuan
3.      Apersepsi

1.      Membalas salam
2.      Memperhatikan
2.
30 Menit
Menyampaikan materi
1.      Memberikan penjelasan
2.      Memberikan kesempatan peserta bertanya tentang materi yang disajikan
3.      Menjawab pertanyaan dari peserta. 
1.      Menyimak dan memperhatikan
2.      Bertanya


3.      Memperhatikan
3.
10 Menit
Evaluasi selama proses
1.      Menjawab secara lisan
4.
10 menit
Penutup
1.      Kesimpulan
2.      salam

1.      Memperhatikan
2.      Memberi salam
 
PENYAKIT MENULAR
HIV/AIDS
A.    DEFINISI

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang masuk kedalam tubuh manusia melalui cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina dan ASI) dan merusak system kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga manusia kehilangan daya tahannya dan mudah terkena penyakit.
AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrom) adalah kumpulan gejala penyakit karena turunnya daya tahan tubuh. Itu berkurang atau hilang karena sudah dirusak oleh virus HIV.
Orang yang terinfeksi oleh virus ini tidak dapat mengatasi serangan infeksi penyakit lain karena system kekebalan tubuhnya terus menurun secara drastis.
  • Kerusakan progresif pada system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA ( orang dengan HIV /AIDS ) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah bahkan meninggal.
  • AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh factor luar ( bukan dibawa sejak lahir )
  • AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodefciency Virus ( HIV ). ( Suzane C. Smetzler dan Brenda G.Bare )
  • AIDS diartikan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan dalam respon imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi dan berkaitan dengan pelbagi infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan kelainan malignitas yang jarang terjadi ( Center for Disease Control and Prevention )
B.     ETIOLOGI
Walaupun sudah jelas dikatakan bahwa HIV sebagai penyebab AIDS, tetapi asal usul virus ini masih belum diketahui secara pasti. Mula-mula dinamakan LAV (Lymphadenopathy Associated virus). Virus ini ditemukan oleh ilmuwan Institute Pasteur Paris, Dr. L. Montagnier pada tahun 1983, dari seorang penderita dengan gejala “Lymphadenopathy s”. Pada tahun 1984, Dr. R. Gallo dari National Institute of Healt, USA, menemukan virus lain yang disebut HTLV-III (Human T Lymphotropic Virus Type III). Kedua virus ini oleh masing-masing penemunya dianggap sebagai penyebab AIDS, karena dapat diisolasi dari penderita AIDS/ARC di Amerika. Eropa, dan Afrika Tengah.WHO kemudian memberi nama HIV sesuai dengan pertemuan “International Committee on Taxonomy of Viruses” tahun 1962.
C.    GEJALA
  1. Gejala AIDS pada Orang Dewasa
v  Menderita penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare
v  Penuruna berat badan lebih dari 10%
v  Demam dan Batuk lebih dari satu bulan (Kontinyu atau intermiten)
v  Sering sariawan di mulut dan kesulitan menelan
v  Sakit pada otot dan sendi dan sering timbul rasa letih
v  Adanya pembengkakan di daerah kelenjar getah bening
v  Limpadenopati umum
v  Dermatitis pruritik umum
v  Herpes zoster rekurens

  1. Gejala AIDS pada Anak Kecil
v  Penurunan berat badan atau pertumbuhan lambat yang abnormal
v  Diare kronik lebih dari satu bulan
v  Demam lebih dari satu bulan
v  Limpadenopati umum
v  Kandidiasis orofaring
v  Infeksi umum yang berulang (otitis, faringitis, dsb)
v  Batuk persisten
v  Dermatitis umum
v  Infeksi HIV maternal
D.    PENULARAN HIV/AIDS
HIV masuk tubuh manusia terutama melalui darah, semen dan secret vagina, serta dari ibu ke anak.
Tiga cara penularan HIV adalah sbb:
1.      Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, maupun anal denga seorang pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi, meliputi 80-90% total kasus sedunia.
2.      Kontak langsung dengan darah, produk darah atau jarum suntik. Transfuse darah/produk darah yang tercemar mempunyai resiko sampai >90%, ditemukan 3-5% total kasus sedunia. Pemakaian jarum suntik tidak steril atau pemakaian bersama jarum suntik dan spuitnya pada pecandu narkotik berisiko 0,5-1%, di temukan 5-10% total kasus sedunia. Penularan melalui kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan mempunyai risiko 0,5% dan mencakup <0,1% total kasus sedunia.
3.      transmisi secara vertikal dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya melalui plasenta. Risiko penularan dengan cara ini 25-40% dan terdapat <0,1% total kasus sedunia.
Tabel : Efisiensi tiap pemaparan tunggal dan perkiraan persentase terjadinya HIV/AIDS. 
Cara penularan
Efficiency per single exposure
Estimamted percentage of global total
Transfuse darah

>90%
3-5%
Perinatal

± 30%
5-10%
Hubungan seksual

0,1-1,0%
70-80%
- heteroseksual >70%
- homoseksual 5-10%
Injecting drug use-sharing needle

0,5-1,0%
5-10%
Health care-needle stick

0,5%
<0,1%
Sumber : The HIV Expert: A comprehensive review of HIV and AIDS management
E.     PATOGENESIS
Setelah masuk tubuh, virus menuju ke kelenjar limfe dan berada dalam sel dendritik selama beberapa hari. Kemudian terjadi sindrom retroviral akut seperti flu disertai viremia hebat dengan keterlibatan berbagai kelenjar limfe. Pada tubuh timbul respon imun humoral maupun selular. Sindrm ini akan hilang sendiri setelah 1-3 minggu. Kadar virus yang tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh sistem imun tubuh. Proses ini berlangsung berminggu-minggu sampai terjadi keseimbangan antara pembentukan virus baru dan upaya eliminasi oleh respon imun. Titik keseimbangan yang disebut set point ini penting karena menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. Bila tinggi, penyakit menuju AIDS akan berlangsung lebih cepat. 
Serokonversi (perubahan antibody negative menjadi positif) terjadi 1-3 bulan setelah infeksi, tetapi pernah juga dilaporkan sampai 8 bulan. Kemudian pasien akan memasuki masa tanpa gejala. Dalam masa ini terjadi penurunan bertahap jumlah CD4 (jumlah normal 800-1.000/mm³) yang terjadi setelah replikasi persisten HIV dengan kadar RNA virus relative konstan.
CD4 adalah reseptor pada limfosit T4 yang menjadi target sel utama HIV. Pada awalnya penurunan jumlah CD4 sekitar 30-60/mm³/tahun, tapi pada 2 tahun terakhir penurunan jumlah menjadi 50-100/mm³/tahun sehingga bila tanpa pengobatan rata-rata masa infeksi HIV sampai menjadi AIDS adalah 8-10 tahun, dimana jumlah CD4 akan mencapai kurang dari 200/mm³.
F.     PENCEGAHAN HIV/AIDS
1.      Pencegahan Infeksi HIV melalui hubungan seksual
      Hindari hubungan seks yang sangat rawan, seperti:
v  Tidak berganti-ganti pasangan dan menghindari hubungan seksual diluar nikah
v  Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
v  Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.
v  Tidak melakukan hubungan seksual ongenital.
v  Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.
2.      Pencegahan Infeksi HIV melalui Darah
Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui darah adalah :
v  Darah yang digunakan untuk transfuse diusahakan bebas HIV dengan jalan memeriksa darah donor.
v  Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor darah.
v  Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan secara baku setiap kali habis dipakai.
v  Kelompok penyalahguna narkotika harus menghentikan kebiasaan menyuntikan obat kedalam badannya serta menghentikan kebiasaan menggunakan jarum suntik bersama.
v  Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)
v  Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
3.      Pencegahan Infeksi HIV melalui Ibu
Ibu hamil yang pengidap HIV dapat memindahkan Virus tersebut  kepada janinnya. Penularannya dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, pada waktu persalinan dan sesudah bayi dilahirkan.
            Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan hanya dengan himbauan agar ibu yang terinfeksi HIV tidak hamil.
4.      Pencegahan AIDS dengan Kondom
Kondom di Indonesia dikenal sebagai alat kontrasepsi atau alat KB pria. Selain untuk KB kondom biasanya dikonotasikan dengan pelacuran, sehingga gambaran masyarakat awam tentang kondom sangat rendah.
                        Dalam upaya pencegahan penyebarluasan AIDS, kondom saangat berperan dalam memutuskan mata rantai penularan AIDS lewat jalur seksual. Kondom yang dianjurkan untuk digunakan adalah terbuat dari lateks, sebab hasil penelitian membuktikan bahwa kondom lateks tidak dapat ditembus HIV.
G.    Penatalaksanaan
Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :
1.      Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
2.      Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang tidak terlindungi.
3.      Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.
4.      Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu :
  1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
  1. Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3
  1. Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
Didanosine, Ribavirin, Diedoxycytidine, Recombinant CD 4 dapat larut
  1. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
  1. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat, hindari stress, gizi yang kurang, alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
  2. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).  
Download File Lengkapnya DISINI
anda akan dibawa ke adf.ly tunggu beberapa saat hingga muncul pilihan SKIP AD di sebelah kanan atas lalu klik disitu maka anda akan menemukan link downloadnya

1 komentar:

SiTY LIntAnG NuRuDIn mengatakan...

ni sap HIV apa ispa sie

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda di Sini

Baca Juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog